Bangkit dari Kegagalan dalam Tes CPNS: Kisah Inspiratif yang Menggetarkan

Image
       Ketika membicarakan ujian CPNS (Calon Pegawai Negeri Sipil) di Indonesia, kita tak bisa menghindari kesan tegang dan kompetitif yang melekat padanya. Tes CPNS telah menjadi tolak ukur bagi ribuan calon pegawai negeri untuk meraih impian mereka dalam berkarier di sektor publik. Namun, di balik gemerlapnya persiapan dan harapan, terdapat kisah-kisah tak terhitung tentang kegagalan yang mengecewakan.      Bagi sebagian orang, kegagalan dalam tes CPNS bisa menjadi pukulan telak yang membuat mereka merasa hancur dan putus asa. Namun, bagi yang lain, kegagalan itu adalah titik awal dari perjalanan menuju kesuksesan yang sejati. Mereka bukanlah orang-orang yang menyerah begitu saja, melainkan mereka yang bangkit dengan semangat yang lebih besar.      Salah satu kisah inspiratif yang menggetarkan adalah tentang seorang pemuda bernama Rizki. Rizki, seorang lulusan perguruan tinggi terkemuka di Indonesia, telah mengejar impian menjadi seorang pegawai negeri sejak lama. Namun, ketika hasil

Cerpen Anita yang Suka Marah

 Anita yang Suka Marah

     Anita dan Yana adalah dua anak perempuan yang tinggal di satu rumah yang sama. Bedanya, Anita adalah putri dari Bapak Dedi sang pemilik rumah tersebut. Sedangkan Yana adalah anak Mbok Yem pembantu rumah tangga yang bekerja membersihkan rumah. Pak Dedi meminta Mbok Yem mengajak anaknya turut serta ke rumah agar bisa menjadi teman bagi Anita. Diakui ayahnya, memang Anita anak yang tertutup, dia sangat susah berkawan dengan teman sebayanya. Mungkin juga karena sifatnya cenderung emosional. 

     "Apa kabar? Namaku Yana semoga kita bisa menjadi teman baik." Sapa Yana, saat dulu pertama kali bertemu Anita.

     Wajah Anita terlihat datar, hanya pandangan sinis yang ditampilkannya.

     "Ayah, kenapa sih Mbok Yem harus membawa Yana ke sini?" tanya Anita ketus. 

     "Supaya kamu tidak hanya berdiam diri di kamar saja. Kamu bisa bermain barbie dan rumah-rumahan bersama Yana." jelas Ayah. 

     "Huffttt...ngga penting banget. Malah yang ada, Yana cuma jadi pengganggu di sini." sesal Anita. 

     Sudah tiga bulan semenjak Yana tinggal di rumah ini, tapi perilaku Anita belum banyak perubahan. Padahal Yana sudah berusaha semaksimal mungkin dalam mengajak Anita untuk bermain bersama. 

     Suatu hari, Ayah meminta Anita dan Yana membersihkan rumah. Dengan tujuan agar diantara mereka terjalin kekompakan diantara keduanya. 

     "Hari ini Ayah mau pergi dulu, kamu dan Yana bantu bersihkan rumah yaaa..." pinta Ayah kepada Anita. 

     "Haaahh...kenapa yah? Itu kan kerjaannya Mbok Yem, kenapa Anita ikut bersih-bersih?" tanya Anita. 

     "Mbok Yem kan sudah tua, sekali-kali bolehlah kamu membantu Mbok Yem membersihkan rumah." jawab Ayah. 

     Akhirnya Anita nurut kepada kata-kata Ayah. Karena pada dasarnya, Anita juga sedikit pemalas maka lebih dari separuh tugasnya diserahkan kepada Yana. Selama sehari penuh, Yana wara-wiri keliling membersihkan rumah. Sedangkan Anita hanya membersihkan seperlunya. 

     Anita kebagian membersihkan kamar tidur ayahnya. Anita membersihkan debu-debu sambil mendengarkan MP3 dari headsetnya. Karena saking enaknya mendengarkan musik, tangan Anita tidak sengaja menyenggol laptop milik ayahnya sehingga jatuh dan pecah. 

     "Aduh, bagaimana ini? Ayah pasti marah kalau begini." rutuk Anita dalam hati. 

     Singkat cerita, pada malam harinya Ayah Anita memanggil Anita dan Yana untuk menanyakan perihal laptopnya yang pecah. 

     "Siapa yang merusakkan laptop ini?" tanya Ayah. 

     Anita sudah ingin mengacungkan jarinya, tetapi kemudian tiba-tiba. 

     "Saya Pak Dedi," jawab Yana. 

     Ternyata Yana mengaku bersalah agar Anita tidak dimarahi ayahnya. 

     "Kenapa kamu mengaku pada Ayah kalau kamu merusak laptopnya?" tanya Anita. 

     "Aku ngga tega kalau kamu nanti dimarahi ayahmu. Jadi, aku putuskan biar aku saja yang menggantikan kamu." jawab Yana. 

     "Kamu jangan marah-marah lagi ya Anita, aku ingin sekali berteman denganmu." pinta Yana. 

     "Kamu memang teman yang baik Yana, aku sangat menyesal selama beberapa bulan ini selalu memarahimu. Maafkan aku Yana." 

     Anita dan Yana pun bersalaman. Anita kemudian menghadap ayahnya dan mengatakan yang sebenarnya. 

     "Maaf ya Ayah, yang merusakkan laptop Ayah adalah Anita. Tapi, Yana yang mengakui kesalahan itu untuk menutupi kesalahan Anita," jelas Anita. 

     "Iya, tidak apa-apa Nak, Ayah tahu kok, yang terpenting kamu dan Yana bisa berteman baik Ayah sudah senang." jawab Ayah penuh kasih sayang. 


Karya : Abienami

Cerpen ini dikutip dari : Majalah Sahabat Anas

Comments

Popular posts from this blog

Judul: Langkah-Langkah Kita

Cerpen Malas Belajar

Kerajinan Tangan Bahan Alami dan Buatan Kelas 2 Tema 5