Cerpen Amanah Besar
- Get link
- Other Apps
Amanah Besar
Liburan panjang kemarin rasanya menjadi liburan paling berkesan buat Angkasa. Kenapa? Ya, karena ia mendapat pelajaran atau hikmah yang sangat besar tentang amanah. Begini ceritanya:
Satu bulan sebelum libur panjang tiba, SD Nusa Hikmah berencana mengisinya dengan kegiatan camping. Langkah pertama adalah mengadakan rapat pembentukan panitia. Kegiatan yang dinamakan "Kemah Ceria" ini akan diadakan di bumi perkemahan Bukit Elok. Beberapa perwakilan Kelas diundang ke ruang rapat guru untuk membentuk kepanitiaan. Saat itu terpilihlah Angkasa sebagai ketua panitia.
Sebagai ketua panitia, Angkasa memimpin rapat untuk menentukan kegiatan yang akan dilaksanakan. Seru-seru semuanya. Ada acara Susur Sungai sekalian mengidentifikasi flora dan fauna di sepanjang perairan. Ada lomba masak untuk melatih kemandirian serta permainan mencari jejak.
Para guru pun setuju dengan ide-ide yang disarankan. Angkasa semakin semangat menggodok acara agar lebih bagus. Raffi terkenal sebagai anak yang teliti makan Pak Guru pun memberikan amanah kepada Rafif sebagai Bendahara untuk menjaga uang kepanitiaan.
***
Sesampainya di bumi perkemahan Bukit Elok, anak-anak terlihat sangat gembira. Mereka mengisi waktu dengan beraneka macam kegiatan. Saat acara Susur Sungai, Pak Guru membagi anak-anak menjadi beberapa kelompok. Kebetulan Angkasa satu kelompok dengan Rafif.
Acara Susur Sungai pun dimulai, tiap kelompok berjalan menyusuri sungai Ciharum yang panjang dan berkelok-kelok. Singkat cerita kelompok Angkasa berhasil sampai di pos terakhir dan bersiap kembali ke bumi perkemahan Bukit Elok. Namun malang, saat kembali pulang mereka salah mengambil belokan sehingga mereka tersesat jauh.
"Waduh gimana nih? Kok belum sampai tempat perkemahan?" Angkasa kebingungan sambil menoleh kanan kiri.
"Lihat itu ada warung, coba kita lihat ke sana dan bertanya arah." Ujar Rafif.
Kelompok Angkasa pun menmenuju ke warung tersebut, lalu Angkasa segera bertanya ke ibu pemilik warung. "Maaf Bu, kami mau tanya, kalau bumi perkemahan Bukit Elok sebelah mana ya?"
Sang Ibu menjawab, "Oh adek jalan lurus saja ke sana, nanti ada pertigaan adik ambil jalan yang ke kanan. Memang agak jauh, tapi jalannya gampang kok."
Rafif dan tim pun gembira, "Alhamdulillah, yuk teman-teman!"
"Eits! Tunggu dulu, apa kalian tidak lapar dan haus? Bagaimana kalau kita beli makanan dan minuman dulu?" Angkasa berkata kepada teman-teman.
"Tapi kita kan tidak bawa uang, bagaimana?" Kata Haikal salah satu anggota regu.
"Gampang... Rafif kan bendahara, pasti Rafif bawa uang, iya kan? Hehe..." Ujar Angkasa.
Rafif menggelengkan kepala, "Maaf teman-teman, Pak Guru mengamanahkan uang ini untuk urusan kepanitiaan bukan untuk urusan pribadi kita."
"Halah ribet banget sih, Fif. Nanti kita ganti kok!" Ujar Angkasa tegas.
"Tapi bagaimana kalau kita ditakdirkan Allah tidak berumur panjang dan tidak punya kesempatan untuk membayar hutang? Nanti ditagih di akhirat loh..." Dibilang begitu Angkasa pucat karena takut siksaan Neraka.
"Terus kita harus bagaimana dong?" Angkasa bertanya.
"Gini, pakai uang pribadi dulu aja, nanti sesampainya di perkemahan kalian patungan untuk mengganti uangku, setuju?" Rafif mengajukan ide.
Semua pun mengangguk tanda setuju.
***
Akhirnya kelompok Angkasa pun sampai di perkemahan, dan sesuai janji anak-anak pun berpatungan mengganti uang Rafif.
Karya : Abienami
Cerpen ini dikutip dari : Majalah Sahabat Anas Edisi 69
Comments
Post a Comment